Her Path

Pernah nggak sih kamu ngerasa, “Kok aku baperan banget ya?” Atau malah, “Duh, aku tuh gampang banget kesinggung atau marah deh belakangan ini…” Tenang, kamu nggak sendiri kok. Rasa-rasa kayak gitu tuh manusiawi banget, apalagi buat kita para wanita yang memang biasanya punya sensitivitas perasaan yang tinggi. Tapi, yuk mulai belajar untuk lebih mengenal dan menghargai perasaan diri sendiri. Salah satu caranya adalah dengan nanya ke diri sendiri: “Kenapa ya aku ngerasa kayak gini?” atau “Apa sih yang bikin aku tersinggung banget barusan?” Tulis pertanyaan-pertanyaan itu dan jawab dengan jujur. Serius, ini bisa jadi cara sederhana tapi powerful buat lebih paham sama diri sendiri. Gak masalah kok kalau kamu merasa kamu orangnya mudah overthinking, gampang nangis, atau cepat kesal. Kita semua punya sisi itu. Tapi penting juga buat kita belajar mengelola perasaan-perasaan itu, supaya gak sampai mengganggu keseharian kita atau bikin kita mundur dari hal-hal yang kita suka. Misalnya nih… ...

Pernah nggak sih, kalian ngerasa suka banget sama seseorang? Bukan cuma sekadar kagum, tapi yang bikin hati adem cuma dengan mikirin dia. Yang meskipun kamu lagi capek, sedih, atau suntuk… tapi begitu ingat dia, rasanya tenang banget. Aku pernah. Dan buatku, itu salah satu perasaan paling tulus dan indah yang pernah aku alami. Aku bukan tipe yang gampang suka. Nggak mudah didekati juga. Apalagi soal ngobrol panjang lewat chat—jujur aja, aku nggak terlalu suka. Jadi biasanya kalau ada cowok yang coba deketin aku, aku bakal lama balasnya, bahkan kadang nggak balas sama sekali. Bukan karena sok jual mahal, tapi karena aku belum ada rasa. Dan aku lebih memilih fokus ke hidupku dulu. Makanya, waktu aku benar-benar suka sama seseorang… rasanya kayak sebuah hadiah. Langka, dan bikin aku bersyukur banget. Aku pengin kenal dia lebih dekat. Mulai dari berteman aja dulu. Tapi ternyata dia ini misterius banget. Bahkan akun media sosialnya pun di-private, hahaha. Lucunya, dia jadi crush pertamaku y...

I’ve asked myself many times, “What do you want to be? Where do you want to go? What do you want to do in the future? What is your desire? What is your purpose in life?” Finding the answers wasn’t easy. I’ve come to realize that not every question needs an immediate answer—sometimes, the most meaningful answers come with time and reflection. So, I gave myself a break to pause and think. I asked, “Who am I? What do I really want? What do I want to plan for my life?” It took me a while to understand my intentions. I read motivational books, listened to podcasts, and shared thoughts with friends. We talked about skills, roles, and life in general. I’ve learned that life isn’t always designed to make us happy all the time—it teaches us how to struggle, grow, and protect ourselves along the way. I also learned that being “selfish” isn’t always a bad thing—especially if you know the reason behind it. I had an experience where my parents wanted me to stay in a job that made me really unh...

Do you often feel lazy—maybe even almost every day? Have you ever wondered if there’s something wrong or tried to figure out why it keeps happening? I’ve been there too. I used to feel the same way. I wasn’t sure what was going on with me. I kept asking myself, “Why am I becoming so lazy?” It’s a frustrating feeling—one we all want to avoid. But don’t worry. You can start small. You don’t have to force yourself to be productive if your energy is low. Instead, try to relax, think positively, observe your surroundings, visit green spaces, and reconnect with yourself through nature. Sometimes, we lose our way simply because we’re lacking motivation. That’s normal. What matters is finding a way to return to your purpose, hold onto it, and take small steps forward. Here are a few simple things that helped me: 1. Think positively I’ve felt lost, tired, and completely unmotivated at times. It was one of the worst feelings I’ve ever experienced. I thought I could push myself to be producti...

Gurls, kita semua pasti pernah melewati masa-masa sulit dalam hidup. Kadang rasanya berat banget buat memaafkan, apalagi menerima semua kejadian pahit dengan hati yang lapang. Tapi ternyata, proses memaafkan dan menerima itu justru jadi kunci buat punya hidup yang lebih tenang, nyaman, dan bebas dari belenggu luka lama. Mungkin ada di antara kita yang punya pengalaman kurang menyenangkan dengan orang tua. Aku juga. Orang tuaku termasuk tipe yang keras—bukan cuma kata-katanya, tapi juga caranya mendidik. Mereka banyak menuntut ini itu, ingin aku jadi sesuai harapan mereka. Dan kalau aku nggak nurut… ya, bisa-bisa ada benda yang melayang. Hahaha, iya, sekeras itu. Waktu kecil, tubuhku sering penuh dengan lebam karena cubitan—padahal sekarang aku sadar, itu semua karena kesalahan-kesalahan kecil. Tapi saat itu aku masih kecil, dan rasanya dunia sempit sekali. Ada banyak hal yang nggak bisa aku lakukan. Aku sering tanya dalam hati, “Kenapa sih aku nggak boleh ngelakuin hal yang aku suka?” ...

Seringkali kita mendengar istilah " A Growth Mindset " dalam kehidupan sehari-hari. Apasih " A Growth Mindset " sebenarnya? A Growth Mindset adalah pola pikir berkembang yang merupakan keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang bisa dikembangkan melalui usaha, belajar, dan ketekunan. Konsep ini dipopulerkan oleh psikolog Carol Dweck. Sebagai manusia yang hidup, kita harus mencoba untuk mengembangkan pola pikir kita. Mungkin kita berasal dari background keluarga yang berbeda , berasal dari ekonomi yang berbeda, lingkungan berbeda, namun perkembangan pola pikir dapat dilatih dengan terus belajar dan memasukkan input-input yang positif kedalam otak kita. Salah satunya adalah kita dapat mencoba untuk "Belajar Tenang". Tenang dalam setiap kondisi, baik kondisi baik ataupun buruk. Ambil kontrol yang baik untuk diri sendiri dan belajar untuk mengambil sisi baik dari setiap kejadian. Jangan mudah untuk Negative Thinking dan cepat mengambil asumsi yang bu...